oleh

Test Swab PCR 276 Warga Serokadan Bangli Dinyatakan Negatif

Bangli, Lintasnusanews.com – Kabar gembira bagi warga Banjar Serokadan Desa Abuan, Kecamatan Susut Kabupaten Bangli Bali, setelah sebelumnya sempat menghebohkan warga setempat dengan hasil Rapid Test Covid-19 yang menyatakan 400an warga Reaktif. Karena mencurigakan, dilakukan test Swab PCR sebanyak 371 orang dengan hasil test yang sudah keluar 276 dinyatakan negatif sementara 95 yang lainnya menunggu hasil laboratorium Balitbangkes Bali.

“Untuk desa abuan itu jumlahnya 21 kasus positif, itu sebelum pelaksanaan kegiatan rapid masal. Setelah 21 kasus di Desa Abuan dan 16 kasus di Banjar Serokadan, ada transmisi lokal. Dengan adanya transmisi lokal yang banyak 12 kasus maka atas dasar analisah itu dilakukanlah proses rapid masal tanggal 30 dan tanggal 01 Mei. Dari Rapid masal itu tercatat 1.879 yang sudah dirapid. Ditambah 250 0rang yang sudah dirapid akibat kasus yang 16 sebelumnya, jadi total yang sudah rapid di Banjar Serokadan 2.229. Dari 2.229 sudah dilakukan Swab sebanyak 371. Hasil yang baru keluar 276 dan hasilnya semuanya negatif. Sisanya 95 orang,” papar Humas Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Pemkab Bangli, Wayan Dirgayusa, Senin (04/05/2020).

Sementara ditanya soal dugaan rusaknya alat Rapid Test yang digunakan pada rapid test masal tanggal 30 April dan 01 Mei lalu, Dirgayusa mengaku, dasar kecurigaan itulah dilakukan test Swab PCR untuk memastikan akurasinya. Dirgayusa yang juga merupakan Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Bangli itu menjelaskan, Rapid Test yang digelar pada 20 April lalu dilakukan dua tim yakni Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Dinkes Kabupaten Bangli dengan alat rapid test yang berbeda.

“Saya tidak melihat secara langsung, tetapi informasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten (Bangli), waktu itu kita melaksanakan Rapid Test tanggal 30 oleh dua tim yakni tim provinsi dan tim kabupaten. Provinsi pake alat itu (produk Vivadiag) menurut informasinya, sedangkan (tim) kabupaten pake alat yang lain. Nah dari hasil itu keluarlah sejumlah hasil yang ada satu lokasi yang hasil rapidnya 100 persen jadi mencurigakan. Padahal yang dirapid itu adalah warga umum yang tidak mempunyai PMI. Jadi karena ada kecurigaan seperti itu, dilakukanlah sample lagi,” ungkapnya

Dirgayusa menghimbau masyarakat agar tidak panik, tetap di rumah bila tidak ada kepentingan yang mendesak dan mematuhi protokoler kesehatan selama penanganan Covid-19 ini. (tim/boy)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Berita Lainnya