oleh

Budidayakan Buah Naga, Petani di Flotim NTT Raup Omset Puluhan Juta

Larantuka, Lintasnusanews.com – Animo masyarakat konsumsi buah naga yang mulai meningkat 5 tahun terakhir, mengubah rejeki Emanuel Doni Tolok (50), petani Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur (Flotim) NTT. Eman mulai menanam buah naga di pekarangan rumah yang merupakan daerah dingin dan dianggap cocok budidaya naga.

“2016 saya mulai tanam. Tapi banyak orang belum kenal buah naga. Waktu panen saya jual tapi orang-orang masih bingung. Ada yang tanya ini buah apa?” tutur eman saat ditemui, Senin (17/01/2022).

Eman menuturkan, bibit tanaman naga diperoleh dari saudarinya, Nela, saat berlibur ke Kalimantan. Bibit itu kemudian ditanam dan terus dikembangkan dari tahun ke tahun. dikembangkan. Saat ini, halaman rumahnya di Hokeng sudah dipenuhi ratusan tanaman naga.

Menurutnya, pada tahun 2018 lalu, buah naga milik Eman diburu pembeli hingga pasarannya laku sampai ke Kota Maumere, ibukota Kabupaten Sikka.

“Saya antar sesuai pesanan pelanggan di Kota Maumere. Kebanyakan mereka adalah pengusaha China dan beberapa pusat perbelanjaan. Salah satunya Swalayan Roxy,” ujarnya.

Eman menuturkan, dalam setahun Ia panen hingga lima kali dengan harga jual di pasaran berkisar Rp20ribu-Rp25ribu per kilogram.

“Satu tahun bisa lima kali panen. Sekali panen sekitar 80 kilo gram,” katanya.

Pria kelahiran Flotim 29 Desember 1971 tak menyangka hasil buah naga mampu menyokong ekonomi keluarga. Sambil senyum sumringah, Ia berkisah bahwa hasil menjual buah naga dalam setahun ditakser hingga 10 juta rupiah.

“Hasilnya lumayan. Cukup untuk membiayai kebutuhan rumah, tertuama biaya sekolah tiga orang anak saya,” tuturnya.

Eman menjelaskan, sejak tahun 2018 hingga sekarang, produksi panen tetap seimbang. Namun, harga pasaran buah naga mulai tidak stabil karena banyak pengusaha buah-buahan dari luar daerah.

Kendati demikian, Eman tetap bersyukur dan tidak berkecil hati. Persaingan dan intervensi harga pasar, kata dia, sudah menjadi sesuatu yang lumrah. Sebaliknya, Ia justru bersyukur karena berkat usaha itu mampu mengubah kehidupan ekonomi rumah tangganya. (pkl)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Berita Lainnya