oleh

Kabupeten Sikka Terancam Rawan Pangan Akibat Kekeringan

Maumere, LNN – Kekeringan yang melanda lahan petani Kabupaten Sikka, NTT, membuat 31 kecamatan di wilayah ini mengalami kekurangan pangan lokal. Hal ini disampaikan Kepalda Dinas Pariwisata Kabupaten Sikka, Hengky  Saly saat ditemui diruang kerjanya, Rabu (10/07/2019) siang.

“Posisi saat ini, Sikka memang kekurangan pangan lokal, karena tingkat produksi menurun akibat adanya perubahan iklim.  Dengan demikian harus segera dicari solusi dengan mendatangkan pasokan pangan dari luar daerah. Ancaman rawan pangan pasti akan terjadi,’” ungkap Hengky.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten, 31 kecamatan di wilayah itu mengalami kekurangan pangan lokal seperti padi, jagung dan umbi-umbian. Ancaman rawan pangan itu bisa mencapai 10 ribu ton selama tahun 2019.

Kekurangan pangan terjadi karena tingkat kebutuhan konsumen akan pangan lokal lebih besar dari hasil produksi yang ada. Hasil produksi tahun ini diperkirakan hanya berkisar 51 ribu ton, sementara tingkat konsumsi masyarakat mencapai hingga 62 ribu ton.

Hengky menghimbau, untuk mengantisipasi terjadinya rawan pangan, para petani sudah harus merubah pola tanam. Petani yang baiasanya didominasi tanaman padi, harus beralih ke tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian.

Pantauan lintasnusanews.com di wilayah utara Pulau Flores, sebagain petani yang biasanya menanam padi, telah beralih menanam tanaman kacang tanah sebagai tanaman pengganti.

Maria Imaculatan Dago, salah seorang petani di bantaran kali Kolisoro warga Desa Reroroja, mengaku telah beralih memilih tanam kacang tanah karena kesulitan air untuk pengairan sawahnya.

“Sebelumnya kami tanam padi. Tapi karena kekerangan pasokan air, padi mengalami gagal panen, sehingga kami terpaksa tanam kacang tanah. Selain itu, harga juga kacang tanah pun lebih menjanjikan,” ungkap Ima saat ditemui di kebunnya.

Ima berharap, Pemerintah Kabupaten melalui dinas terkait, tidak menutup mata dengan kondisi kekeringan yang dialami petani saat ini. Jika tidak segera ditanggulangi,  dipastikan masyarakat akan terancam rawan pangan bahkan kelaparan. (Refiani)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Berita Lainnya