Denpasar, Lintasnusanews.com – Kematian mahasiswa Elizabeth International Hotel & Business School Bali Aldi Sahilatua Nababan, Polresta Denpasar memeriksa 6 orang saksi. Pemeriksaan saksi itu menyusul permintaan keluarga korban untuk otopsi jenazah setalah jenazah tiba di Medan.
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan mengatakan, pihaknya masih menunggu perkembangan hasil otopsi jenazah korban. Selain itu, polisi juga masih dalami keterangan sejumlah saksi terkait tewasnya mahasiswa asal Medan.
“Ya, Sat Reskrim Polresta Denpasar Periksa 6 Saksi. Diantaranya pemilik kamar kos, anak pemilik kos, dua tetangga kos, satu teman korban dan tukang servis kunci,ujar Jansen, Kamis (23/11/2023).
Jansen menjelaskan, berdasarkan permintaan keluarga, otopsi jenasah telah dilakukan kemarin Rabu 22 nopember di RS Bhayangkara Medan. Penyidik Polresta Denpasar pun sudah berada di Medan dan menunggu hasil otopsi tersebut dari tim dokter forensik.
Sebelumnya, jenazah Aldi Sahilatua Nababan diduga tewas dengan cara gantung diri. Korban ditemukan gantung diri setelah pemilik kos I Nyoman Risup Artana (43) mencium bau menyengat dari kamar korban.
Pemilik Kost kemudian menghubungi polisi untuk membuka pintu kamar kos no. 10, Gang Kunci, tepatnya di Depan Ex Tragia, Benoa pada Sabtu 18 November 2023 sekitar pukul 08.30 WITA.
Keluarga Aldi Sahilatua Nababan Viralkan Kematian Korban di Medsos
Belakangan peristiwa ini jadi heboh di jagat maya setelah kakak kandung korban, Monalisa Nababan menyatakan, sang adik diduga menjadi korban pembunuhan. Menurutnya, ada kejanggalan dalam kematian adiknya karena alat kelamin korban pecah dan mengeluarkan darah. Selain itu, sekujur tubuh lebam dan mulut serta hidung mengeluarkan darah.
Klaim itu disampaikan Monalisa melalui postingan di media sosial akun Instagram @monalisanababan, meminta perhatian Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan Presiden Joko Widodo. Dalam unggahannya, Monalisa memperlihatkan anggota keluarganya yang histeris atas kematian Aldi.
“Adik saya Aldi Sahilatua Nababan berstatus Mahasiswa Elisabeth Internasional Bali ditemukan MENINGGAL DIBUNUH di kostnya. Alat kelamin pecah dan mengeluarkan darah, sekujur tubuh lebam, mulut dan hidung mengeluarkan darah, serta engsel siku tangan bergeser,” tulisnya.
Menurut Monalisa, pihak keluarga menyesalkan tidak diperbolehkan ikut menyaksikan proses autopsi. Padahal pihak keluarga sudah memberikan opsi untuk diwakilkan dokter yang ditunjuk pihak keluarga. Namun dokter yang direkomendasikan tidak diterima oleh dokter forensik.
“Bahkan ruangan bedah dikunci rapat dan dikawal penjaga, kami tidak diperbolehkan mendokumentasikan jenazah dari mulai pembukaan peti sampai diautopsi,” tulis Monalisa dalam postingannya.
“Saya Monalisa Nababan sebagai kakak kandung dan seluruh keluarga besar Aldi memohon dengan sangat kepada bapak Presiden Jokowi dan Bapak Kapolri. Untuk menangkap dan menghukum seberat-beratnya yang membunuh adik saya Aldi,” harapnya.
Postingan Monalisa tengah ramai jadi perbincangan di media sosial. Ungggahan tersebut sudah dikomentari oleh 1984 orang. Banyak yang menandai akun @PoldaBali untuk menyampaikan masalah ini.
Tokoh publik seperti Niluh Djelantik juga angkat bicara dalam kasus ini. Melalui unggahannya Niluh Djelantik menulis, “Justice For Aldi. Banyak pesan masuk ke Mbok Niluh. Mohon bantuan share agar sampai ke Kapolri @divisihumaspolri,” tulisnya di akun Instagram @niluhdjelantik.
Kabid Humas Polda Bali mengaku, gelar perkara akan dilakukan setelah hasil otopsi dikeluarkan oleh Rumah sakit Bhayangkara TK II Medan.
“Rencana akan dilanjutkan dengan konfrensi pers,” pungkas Jansen. (edo)
Komentar
1 komentar