oleh

Waspada ASF, Karantina Pertanian Perketat Pemeriksaan Barang Penumpang

Denpasar, LNN – Demam Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) saat ini tengah mewabah di kawasan Asia Tenggara termasuk negara tetangga Filipina dan Timor Leste, setelah menyerang wilayah Eropa. Mengingat Bandara Ngurah Rai Bali, sebagai pintu masuk wisatawan dengan tujuan transit ataupun tujuan akhir dari para wisatawan asing, Balai Karantina Pertanian Denpasar memperketat pemeriksaan barang bawaan penumpang berupa bahan olahan dan makanan.

“Ini tanggung jawab kita bersama, kerjasama seluruh pemangku kepentingan baik di Bandara maupun pemerintah daerah yang membidangi fungsi kesehatan hewan adalah kunci utama pencegahan ASF,” ungkap Kepala Balai Karantina Pertanian Denpasar, I Putu Terunanegara, melalui siaran perannya, Jumat (04/10/2019) siang.

Wabah ASF dinilai menjadi ancaman besar bagi Bali setelah merebaknya wabah ASF di beberapa negara. Sebelumnya Demam Babi sudah mewabah di sejumlah negara Eropa seperti: Hungaria, Bulgaria, Latvia, Moldova, Polandia, Romania, Ukraina dan Rusia. Sementara di kawasan Asia, negara terjangkit ASF yakni, Laos, Korea, Hongkong, Kamboja, Vietnam, Filipina, Taiwan dan Timor Leste.

Demam Babi Afrika ini terjangkit melalui babi dan produk olahannya. Meskipun sudah melalui proses pengolahan, virus penyebab ASF ini masih bisa bertahan dan menjadi media yang berpotensi menyebarkan penyakit. Karena melihat kecenderungan wisatawan dari negara tertentu membawa hasil olahan daging babi dan terpantau oleh petugas karantina, maka Balai Karantina Pertanian Denpasar mulai memperketat pemeriksaan hingga cegah tangkal.

Menjaga Bali bebas ASF, Karantina Pertanian Denpasar bekerjasama dengan stake holder di Bandara Ngurah Rai seperti Otoritas Bandara, PT. Angkasa Pura I, Bea Cuka,i serta seluruh maskapai penerbangan yang melayani penerbangan dari negara tertular.

“Salah satu langkah cepat sebagai upaya pencegahan adalah dengan memperketat dan memeriksa bawaan penumpang yang berpotensi membawa wabah ini,” ujar Terunanegara.

Bagi wisatawan yang sudah terlanjur membawa tentengan berupa produk olahan babi, Karantina Pertanian Denpasar, menyiapkan Quarantine Bin sebagai sarana penampungan produk yang nantinya dilanjutkan dengan pemusnahan. Analisa risiko juga dilakukan oleh petugas karantina terhadap kemungkinan masuknya ASF ke Bali dengan pengambilan sampel sampah sisa makanan di pesawat.

Upaya pencegahan juga dilakukan dengan melaksanakan Focus Group Discusion (FGD) dan sosialisasi melalui pemasangan banner di tempat-tempat strategis yang menjadi peluang tempat masuknya penyakit ASF.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, I Wayan Mardiana mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan kasus ASF, namun pihaknya tengah berkoordinasi untuk menggelar FGD dengan semua stakehokder terkait dan para pelaku pariwisata ada tanggal 10 Oktober mendatang. Salah satu tujuan FGD ini juga agar pelaku pariwisata seperti pengelola Hotel tidak memberikan sisa makanan kepada peternak.

“Sampai sekarang memang belum ada laporan kasus wabah ASF itu, tetapi karena Bali ini tujuan wisata dunia maka ini pintu masuk harus kita jaga bersama. Kami sudah siapkan FGD tanggal 10 nanti dengan seluruh stakehokder dan pelaku pariwisata. Saat ini jumlah populasi babi usia produktif siap potong di Bali ini sekitar 800 ribuan,” papar Mardiana saat dihubungi lewat telepon, Jumat (04/10/2019) siang. (Boy)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Berita Lainnya