oleh

25 Bahasa Daerah Terancam Punah, Kemendikbudristek Dorong Program Revitalisasi

Denpasar, Lintasnusanews.com – Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong revitalisasi bahasa daerah di 12 provinsi. Program pelatihan yang melibatkan guru SD dan SMP ini, setelah kajian yang mengidentifikasi 718 bahasa daerah di 34 provinsi, ditemukan 25 bahasa terancam punah, 11 bahasa daerah telah punah.

“Pengembangan, pembinaan dan perlindungan bahasa telah diamanatkan dalam regulasi. Kita fokus pada tiga hal yakni salah satunya literasi. 718 bahasa daerah yang yang ada di Indonesia, 11 diantaranya sudah punah. Program ini dalam rangka perlindungan bahasa dan sastra yang ada di Indonesia,” ungkap Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, Hafidz Muksin di Sanur Bali, Minggu (26/06/2022) malam.

Program revitalisasi bahasa daerah merupakan salah satu dari 8 program prioritas “Merdeka Belajar”. Demi menjaga kelestarian bahsa daerag ini, Kemendikbudristek menggekar pelatihan revitalisasi bahasa di 12 provinsi. Program ini melibatkan peran guru SD dan SMP, demi mengantisipasi punahnya bahasa daerah.

“Pemerintah daerah harus mendukung dari kebijakan anggaran. Agar implementasi program revitalisasi dan pelestarian bahasa daerah berjalan dengan baik. Ada juga bahasa daerah yang terancam punah di wilayah Indonesia timur terancam punah dan kritis karena penuturnya sedikit” ujarnya.

Salah satu wilayah sasaran program pelatihan revitalisasi, Pulau Dewata Bali yang digelar di salah satu hotel kawasan wisata Sanur. Kegiatan ini melibatkan ratusan guru SD dan SMP di seluruh Bali. Para guru diminta mengembangkan, membina dan melindungi bahasa daerah sebagai bagian dari kekayaan bangsa Indonesia.

“Mengelorakan kembali penggunaan bahasa daerah dalam berbagai bidang kehidupan. Agar bahasa dn sastra tetap leatari. Karena turut membentuk marankter dan identitas masyarakat Indonesia. Agar para penutur muda menjadi penutur aktif,” ungkap Kepala Balai Bahasa Provinsi Bali, Herawati Minggu (26/06/2022) malam.

Upaya Revitalisasi Bahasa Daerah Membentuk Kharakter Bangsa

Herawati mengatakan, pewarisan bahasa, sastra, dan budaya akan turut membentuk karakter dan budi pekerti generasi muda yang sesuai dengan identitas Keindonesiaan yang ber-bhinneka tunggal ika. Kita berbeda tetapi satu dalam harmoni keindonesiaan yang tangguh.

Oleh karena itu, pelindungan bahasa daerah yang dikemas dalam kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah sejatinya mencakupi delapan tahap kegiatan. Agenda setelah rakor ialah Training of Trainers (ToT) yang diikuti para guru utama, pembelajaran bagi guru/komunitas oleh guru utama, pembelajaran di kelas/komunitas, pemantauan, Festival Bahasa Ibu Tingkat Kabupaten/Kota, Festival Bahasa Ibu Tingkat Provinsi, dan publikasi.

Menurut UNESCO pada tahun 2018 bahwa setiap dua minggu ada satu bahasa daerah yang punah. “Kepunahan bahasa terjadi terutama karena para penuturnya tidak lagi menggunakan dan/atau mewariskan bahasa tersebut kepada generasi berikutnya,” ungkap Hafidz Muksin.

Menguatkan hal tersebut, pelaksana tugas (Plt) Kepala Biro Perencanaan, Fahturahman, mengatakan revitalisasi bahasa daerah perlu dilakukan mengingat 718 bahasa daerah di Indonesia, sebagian besar kondisinya terancam punah dan kritis.

“Revitalisasi bahasa daerah menjadi perhatian Kemendikbudristek, dan tahun ini jumlah bahasa daerah yang akan menjadi objek revitalisasi di 12 provinsi, yakni Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. Kita alokasikan sumberdaya untuk mendukung pelaksanaan revitalisasi tersebut,” jelasnya. (boy)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

1 komentar

Berita Lainnya