oleh

Festival Tunas Bahasa Ibu 2022, Menjaga Kelestarian Bahasa dan Sastra

Denpasar, Lintasnusanews.com – Festival Tunas Bahasa Ibu mengajak generasi milenial menjaga kelestarian bahasa dan sastra daerah sebagai identitas bangsa Indonesia. Hal ini diungkapkan Kepala Balai Bahasa Priovinsi Bali, Herawati di sela-sela festival perdana di Taman Budaya Art Center Denpasar Bali.

” Bali adalah salah satu destinasi wisata utama di Indonesia. Tentu hal itu akan memengaruhi upaya pemertahanan bahasa daerah anak-anak kita. Semakin gencarnya pengaruh modernisasi, lalu pengaruh bahasa asing kemungkinan akan menggerus kedudukan bahasa dan sastra daerah. Meskipun ini baru (festival) tahun pertama, kami sangat yakin antusiasme masyarakat semakin meningkat, ungkap Herawati, Rabu (09/11/2022).

Menurut Herawati, program revitalisasi bahasa seiring program merdeka belajar Kemendikbudristek menjadi prioritas untuk melestarikan bahasa, sastra dan budaya. Oleh karena itu, pembinaan terhadap generasi milenial harus terus dilakukan, termasuk festival tunas bahasa ibu yang akan digelar rutin hingga tahun 2024.

“ Kalau kita tidak membina dari sekarang, dikhawatirkan bahasa sastra dan budaya daerah itu hanya tinggal kenangan. Identitas kelokalan harus senantiasa dipelihara. Inilah yang menjadi dasar kami melakukan revitalisasi bahasa daerah. Tujuannya membangkitkan semangat anak-anak itu. Bagaimana mereka bisa mencintai bahasa dan sastra daerah itu dengan cara yang menyenangkan,” jelasnya.

Herawati menambahkan, dalam acara festival ini juga diberikan penghargaan kepada 45 lembaga yang mendapat pembinaan berkelanjutan oleh Balai Bahasa Bali. Dalam penilaian lembaga itu ditetapkan 7 obyek penilaian.

“Ada 7 obyek kriteria penilaian penggunaan bahasa di ruang publik pada setiap lembaga dan akan dibina secara berkelanjutan. Jadi ada tiga kelompok besar. 15 di bawah lembaga pemerintah daerah, 20 sekolah di bawah kewenangan dinas pendidikan dan kanwil kemenag, dan 10 lembaga swasta berbadan hukum,” papar Herawati.

Festival Tunas Bahasa Ibu Berkontribusi dalam Pelestarian Bahasa

Hal senada disampaikan Kepala Pusat Pelindungan Bahasa dan Sastra, Imam Budi Utomo. Menurut Imam, kolaborasi pemangku kepentingan dari pemerintah pusat hingga daerah diperlukan. Agar bahasa daerah terus dilestarikan agar menjaga identitas bangsa Indonesia.

“Inti dari kemanusiaan adalah budaya, inti dari budaya adalah Bahasa dan inti dari bahasa adalah bahasa ibu yang kita pelajari sejak awal. Bahasa ibu identik dengan Bahasa daerah daerah. Nah kalau bahas daerah luntur atau punah, maka melunturkan identitas kita dan kemanusiaan kita,” tandasnya.

Sementara Asisten I Setda Provinsi Bali, Gde Indra Dewa Putra mengatakan, pemerintah daerah Bali telah memprogramkan bulan bahasa dan mewajibkan bahasa daerah di seluruh instansi.

“Setiap hari kamis kami menggunakan bahasa bali termasuk dalam rapat. Bulan Februari juga kami tetapkan jadi bulan bahasa. Itu dalam rangka pelestarian, sehingga generasi dari anak sampai remaja, kembali mencintai bahasa ibu,” paparnya.

Penulis/Editor: Ambros Boli Berani

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Berita Lainnya