Larantuka, LNN – Festival Lamaholot digelar di Desa Bantala Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur, NTT, diramaikan oleh 350 penari, Rabu (11/09/2019) siang. Festival yang digelar di dua lokasi yakni Festival Nubun Tawa yang dilaksanakan di Lewolema dan Festival Nusa Tadon di Desa Kiwangona ini ini sebagai upaya membangkitkan budaya dan tradisi untuk menjaga persatuan.
“Saat ini Indonesia ditimpah ketidakharmonisan. Dengan adanya festival ini, diharapkan persatuan dan kesatuan tetap dijaga. Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kebudayaan tengah mendorong adanya penyatuan program dan platform Indonesia raya untuk mendukung berbagai festival yang ada di daerah. Tujuannya yakni untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Ragam budaya ini pula diharapkan dapat memperkokoh jati diri kita dalam mendukung kebhinekaan,” ungkap Perwakilan Dirjen Hubungan Pusat dan Daerah pada Kementerian Kebudayaan, James Mando Hau, dalam sambutannya.
Sejumlah tarian tradisional digelar pada pembukaan festival termasuk, tarian tradisional Sason yang diperagakan oleh sekitar 350 penari dari siswa-siswi SD dan SMP Kecamatan Ile Mandiri. Selain tarian Sason, tarian Petudun dari Desa Bantala, tarian Gong Pito yang dibawakan oleh sekitar 50 siswa-siswa SMP Hewa, serta Drumb Band Tradisional ikut menyemarakan Festival perdana ini.
Mewakili Dirjen Hubungan Pusat dan Daerah pada Kementerian Kebudayaan, James Mando Hau mengatakan, Festival Lamaholot yang diselenggarakan saat ini menggambarkan persatuan warga Lamaholot Flores Timur.
Bupati Flores Timur, Anton Gege Hadjon, mengingatkan seluruh masyarakat Flores Timur agar mulai menggali kembali apa yang dimiliki seperti apa yang telah dilaksanakan oleh leluhur Lamaholot. Lamaholot merupakan sebuah Suku di wilayah Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata, NTT.
“Kita harus bangga jika kita masih berdiri di atas fondasi yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Program pemerintah dengan visi yakni Desa membangun, Kota menata, tidak sekedar bangun desa dan tata kota, tapi lebih dari itu yakni saya ingin mengajak masyarakat untuk bangun Flotim secara bersama-sama. Saya tidak bisa membangun Flotim sendiri, saya mengajak semua kita untuk beri peran bersama dalam mempercepat pembangunan Flotim yang lebih sejahtera,” ujar Bupati.
Festival Lamaholot perdana ini digelar selama 5 hari sejak tanggal 11 hingga 15 September 2019. Festival ini direncanakan akan menjadi agedanda rutin tahunan, sebagai upaya membangkitkan tradisi dan budaya masyarakat setempat, serta pomosi pariwisata Kabupaten Flores Timur yang terletak di ujung timur pulau Flores, NTT (Redem/ Boy)
Komentar