Denpasar, LNN – Uskup Denpasar, Mgr Silvester San mengharapkan Dokumen Abu Dhabi yang ditandatangani Pemimpin Gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Al Tayeb, di Vatikan Roma, Italia pada Jumat 15 November 2019 lalu, dapat menjadi perekat dan pemersatu kerukunan antar umat beragama. Hal ini disampaikan Uskup Denpasar saat perayaan misa syukur Tahun Baru Imlek 2571 di Gereja Katedral Denpasar, Minggu (26/01/2019) siang.
“Pada tanggal 15 November 2019 terjadi suatu peristiwa yang bersejarah dimana Paus Fransiskus bertemu dengan Imam Besar Al-Azhar, Al Tayeb. Pertemuan itu menandatangani suatu dokumen yang disebut Dokumen Abu Dhabi. Dokumen ini sebenarnya berkaitan dengan persaudaraan insani demi dunia yang damai dan hidup berdampingan. Kita harapkan bahwa dengan adanya Dokumen Abudabi itu bisa menghasilkan kerjasama yang lebih bagus, dialog yang lebih intens antar sesame komunitas-komunitas berbeda agama khususnya umat muslim beragama agar tercipta kedamaian di negara kita ini,” ungkap Uskup Denpasar, di Gereja Katolik Katedral Denpasar.
Ketika disinggung mengenai rencana Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada tahun 2020 ini, Uskup Denpasar mengaku belum mendapat pengumuman resmi. Namun Uskup berharap, rencana kunjungan Paus dapat terlaksana, karena kunjungan Paus ke berbagai negara sebagai upaya membangun perdamaian antar umat beragama di dunia.
“Selama belum ada pengumuman resmi dari negara kita yaitu Presiden dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), saya belum bisa memastikan. Tapi semua itu adalah harapan, umat dan bangsa kita bahwa Sri Paus yang akan datang ke negara kita. Mudah-mudahan apa yang diharapkan umat itu terjadi. Umat Katolik pasti berbangga, bahagia, senang bisa bertemu dengan pimpinan tertinggi gereja Katolik dan Paus datang kemana-mana selalu membawa pesan perdamaian,” harap Uskup.
Uskup menambahkan, momentum bersejarah pertemuan antara Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Al Tayeb yang melahirkan dokumen Abu Dhabi diharapkan menjadi acuan kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Dokumen Abudabi yang berisi persaudaraan insani demi dunia yang damai hidup berdampingan itu, diharapkan dapat diterapkan di masyarakat Indonesia yang plural. (Boy/Tim)
Komentar