oleh

Program Kampus Merdeka Memperkuat Karakter Mahasiswa

Jakarta, Lintasnusanews.com – Program Kampus Merdeka yang digalakkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim tidak hanya terbatas pada magang, kebijakan ini juga memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk memilih berbagai jenis kegiatan di luar program studinya maksimal tiga semester. Kegiatan lain yang bisa dipilih yaitu proyek/pengabdian di desa, mengajar di sekolah, pertukaran belajar, penelitian, kegiatan wirausaha, studi/proyek independen atau proyek kemanusiaan.

Mendikbud mengatakan, tidak hanya Kementerian BUMN yang bersinergi dengan Kampus Merdeka. Kemendikbud juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

“Dengan dana desa, banyak mahasiswa yang akan turun ke desa-desa mengerjakan proyek-proyek sesuai dengan passionnya dia untuk membantu proyek desa. Dengan begitu, mereka belajar memecahkan masalah secara riil di daerah tertinggal sekaligus menjadi penguatan pendidikan karakter buat dia,” papar Mendikbud.

Mendikbud menambahkan, perkembangan zaman tidak hanya membutuhkan kemampuan beradaptasi namun juga ketahanan mental (resilience) dari generasi penerus bangsa. Lulusan S1 harus dibekali dengan pengetahuan dan soft skill agar dia bisa bertahan di “laut terbuka”.

“Di kolam renang tidak ada arus, aman, tidak ada angin dan ombak, kita perlu ciptakan karakter resilience bagi pemimpin masa depan kita dengan melatih mahasiswa kita di dalam laut terbuka sehingga saat dia terjun ke laut dia tidak shock dia siap menghadapi tantangan,” ujarnya.

Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB) 2020 adalah hasil kerja sama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara melalui. Peluncuran PMMB tahun 2020 ini dibuka oleh Menteri BUMN, Erick Thohir dan dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, serta turut dihadiri direksi dari 143 BUMN dan mahasiswa serta rektor dari 300 PTN/PTS dari seluruh Indonesia.

Hal senada juga disampaikan Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud, Nizam. Menurutnya,  PMMB memiliki semangat dan keterkaitan erat dengan program Kampus Merdeka yang telah dicanangkan oleh Mendikbud akhir Januari yang lalu.

“Magang yang berjangka pendek (kurang dari 6 bulan) sangat tidak cukup untuk memberikan pengalaman dan kompetensi industri bagi mahasiswa, selain itu perusahaan juga kurang mendapatkan manfaat dari mahasiswa magang jangka pendek. Oleh karena itu, magang dengan durasi panjang selama 1-2 semester memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, baik mahasiswa maupun perusahaan,” ujar Nizam saat menjadi pembicara pada kesempatan tersebut.

Nizam mengatakan, agar program magang dapat berjalan dengan baik, perguruan tinggi dan mitra industri perlu menjalin kerja sama secara tertulis, baik dalam bentuk MoU (Memorandum of Understanding) atau PKS (perjanjian kerja sama). Hal ini bertujuan untuk melindungi kedua belah pihak, baik perguruan tinggi maupun dunia industri yang terlibat.

“Melalui kerja sama yang dituangkan dalam MoU ataupun PKS, Perguruan tinggi dan mitra industri menyepakati program magang, kompetensi yang akan diperoleh mahasiswa selama magang, dan menyetarakan dengan SKS dan kompetensi yang akan diperoleh di perguruan tinggi,” pungkas Nizam. (Tim/Boy)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Berita Lainnya