oleh

Koster: PKB 2019 Sebagai Wahana Rekonsiliasi Nasional

Denpasar, LN – Selain sebagai wahana pelestarian dan pengenbangan seni-budaya Bali, serta sebagai media untuk menyebarluaskan pesan-pesan yang terkandung dalam Pergub dan Perda, Koster juga meniatkan Pesta Kesenian Bali (PKB) sebagai wahana rekonsiliasi nasional.

“Dinamika politik itu memang seringkali membelah kehidupan masyarakat, tetapi jangan lupa ada seni yang dapat menyatukan Kita kembali,” ujar Koster dalam malam pembukaan PKB ke-41 di Ardha Chandra, Taman Budaya Denpasar Bali.

Koster mengajak masyarakat agar menjaga toleransi antar semua suku, ras dan agama demi terciptanya perdamaian dan persatuan bangsa.

“Melalui Pesta Kesenian Bali ini, mari Kita tebarkan spirit kedamaian dan toleransi dalam kebhinnekaan guna memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa,” tegasnya.

Sementara itu, pada malam kedua penyelenggaraan PKB, koster juga menguraikan tentang inovasi-inovasi yang dilakukannya, serta tekadnya untuk untuk mengalokasikan lebih banyak dana bagi pesta kesenian-pesta kesenian di tingkat kabupaten dan kota.

“Tanpa kesenian dan kebudayaan, kami orang Bali tidak akan ada lagi,”

Format penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali tahun ini ditata secara kreatif dan inovatif sebagai bagian dari  implementasi kebijakan yang diatur dalam Peraturan Gubernur Bali mengenai; Penggunaan Busana Adat Bali, Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali, Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, serta Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali.

Hal ini diimplementasikan dalam penyelenggaraan PKB seperti terlihat jumlah tong sampah yang diperbanyak serta tidak adanya penggunaan tas plastik sekali pakai di stand-stand kuliner dan Lomba menghias gebogan juga menggunakan buah-buahan produk petani lokal.

Melalui berbagai Inovasi diharapkan, acara seni budaya dapat digunakan secara efektif sebagai media penyebarluasan pesan dan tindakan positif, mulai dari pesan tentang keberpihakan pada produk pertanian lokal dan industri kecil dan menengah (IKM) hingga pentingnya gerakan bersama untuk melindungi alam kita dari ancaman sampah plastik.

“Wahana seni budaya sebagai media untuk melakukan perubahan sosial memang paling tampak di Bali. Di Tanah Dewata inilah, kesenian berfungsi seperti oksigen, yang ada di mana-mana dan wajib dihirup sepenuh dada sehingga mampu merasakan Bali yang sejati-jatinya,”pungkasnya. (Boy)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Berita Lainnya