oleh

Selaras Kurikulum Merdeka Belajar, ESD Asia Pasifik Dorong Keterampilan Dasar

Denpasar, Lintasnusanews.com – Upaya mendorong keterampilan berkelanjutan di kawasan Asia Pasifik, UNESCO menggelar Education for Sustainable Development (ESD) di kawasan wisata Kuta Bali. Kemendikbudristek menyambut ESD ini karena dinilai selaras dengan kurikulim merdeka belajar dalam rangka mendorong keterampilan dasar siswa Indonesia.

Seminar ESD yang digelar di Bali ini dihadiri oleh 20an negara dan Indonesia pertama kali menjadi tuan rumah. Dalam seminar selama 3 hari di Bali ini, diharapkan sharing pendidikan dari berbagai negara.

“Ini sekaligus recognizi. Bagaimana kemajuan pendidikan kita dalam konteks memasukkan ESD di dalam kurikulum merdeka belajar. Masing-masing negara mempresentasikan dan saling belajar satu dengan yang lain. Jadi dari Bali ini kita belajar ke sekolah yang di Korea dan juga Jepang,” ungkap Koordinator Komisi Nasional ESD Kemendikbudristek, Prof. Ananto Kusuma, di Kuta, Senin (12/06/2023) siang.

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek Iwan Syahrir mengatakan, ESD sangat penting bagi Indonesia. Karena semua negara peserta saling sharing kemajuan pendidikan dan saling belahar.

“Kegiatan yang penting bagi pendidikan, bukan saja untuk Indonesia tapi juga Asia Pasifik. Bertujuan untuk bagaimana Indonesia menjadi salah satu pendorong untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan di arena global,” ungkap Dirjen Dikdasmen Iwan

Menurut Iwan, melalui kurikulum merdeka belajar difokuskan pada kemampuan pondasi yakni literasi, numerasi dan kharakter.

“Dengan keterampilan dasar ini menjadi prasyarat bagi pembelajar yang berkelanjutan. Kalau tidak begitu, maka SDM Indonesia tidak akan bisa bersaing dan tidak bisa melakukan pembangunan nasional dengan baik. ESD ini juga menekankan life long learning,” katanya.

Iwan mengaku, saat ini lebih dari 300 ribu satuan pendidikan formal menerapkan kurikulum merdeka. Dengan konten yang lebih sedikit maka para guru akan belajar bersama peserta didik.

“Jadi tidak lagi mengejar konten dengan hafalan. Tapi pembelajaran lebih mendalam dan simpel sederhana. Kurikulum merdeka juga lebih simple, sehingga para guru diharapkan mendampingi siswa yang masih berada di lever bawah untuk meningkatkan levelnya,” jelasnya. (edo)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

1 komentar

Berita Lainnya