Jakarta, Lintasnusanews.com – Satgas Covid19 Nasional mengimbau para pengungsi bencana alam agar waspada penyebaran Covid19 di lokasi pengungsian. Pengungsi diminta selalu merapkan 3M protokol kesehatan yakni selalu menjaga jarak sosial, memakai masker dan rajin mencuci tangan.
“Satgas berharap, tempat-tempat pengungsian dapat direkayasa dengan baik, selalu dalam keadaan layak dan bersih. Agar mengurangi potensi penularan Covid19 atau penyakit lainnya,” ujar Juru Bicara Satgas Penanganan Covid19 Prof. Wiku Adisasmito, dalam siaran pers Selasa (17/11/2020).
Menurut Wiku, potensi bahaya bencana alam tahun ini dihadapi masyarakat ditengah pandemi Covid19. Indonesia yang secara geologis dan hidrologis, merupakan wilayah rawan bencana. Seperti banjir bandang, longsor, angin kencang maupun erupsi gunung Merapi yang sedang terjadi.
Wiku meminta pemerintah daerah yang wilayahnya rawan bencana, untuk segera menyiapkan segala peralatan dan fasilitas sesuai protokol kesehatan. Pengungsi diharapkan tetap patuhi protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan untuk mengantisipasi penyebaran Covid19.
“Ingat, protokol kesehatan merupakan langkah penting dalam melindungi diri kita dan orang-orang terdekat dari Covid19,” ujarnya.
Wiku berharap, masyarakat sebisa mungkin menyiapkan perlengkapan seperti masker, alat makan dan handsanirtizer di lokasi pengungsian. Selain itu, pemerintah daerah juga diminta merancang tempat evakuasi yang dapat menjaga jarak dan menyiagakan petugas kesehatan di lokasi pengungsian.
“Pemerintah daerah juga harus melakukan monitoring yang ketat . Termasuk testing dan tracing jika dibutuhkan di lokasi pengungsian. Harus ada sinergi antara pemerintah daerah, lembaga daerah, TNI/Polri serta anggota masyarakat untuk menghindari terjadinya klaster pengungsian,” harapnya.
Wiku menambahkan, pemerintah daerah yang rawan bencana diminta untuk segera menghubungi BNPB atau BPBD setempat. Agar mempersiapkan dan mengadakan segala perangkat, peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan.
Penulis/Editor: Ambros Boli Berani
Komentar